ABSTRAK
Terjadinya kerusakan komponen dan mesin menjadi permasalahan yang serius bagi pihak
PT.Triloka. Dampak kerusakan yang menyebabkan penurunan hasil produksi ini menjadi
perhatian serius. Sistem perawatan yang diterapkan sanggat mempengaruhi proses
produksi dalam perusahaan ini. Keterlambatan pemenuhan permintaan konsumen
diakibatkan kerusakan komponen dan mesin. Sehingga sanggat berdampak pada
kepercayaan serta kepuasan konsumen. Penerapan sistem perawatan menjadi bagian
penting dalam mengendalikan dampak kerusakan yang berlebihan. Penentuan metode
perawatan yang baik akan memberikan banyak keuntungan bagi kemajuan perusahaan
kedepannya. Perawatan yang diterapkan akan meningkatkan kinerja mesin jika dilakukan
dengan tepat.
Metode perawatan yang diusulkan sebaiknya menggunakan metode perawatan preventif.
Dalam menyelesaikan persoalan dalam perusahaan peneliti akan menghitung, probabilitas
kerusakan dalam [n] bulan, menghitung jumlah kerusakan yang diperkirakan, menghitung
kemungkinan kerusakan mesin dalam [n] bulan, biaya bulanan total kebijakan breakdown
serta Menghitung nilai keseluruhan ekspektasi kerusakan mesin dalam n-bulan. Penerapan
metode perawatan preventif diharapkan akan meningkatkan hasil produksi.
Selanjutnya kesimpulan dari penelitian tugas akhir ini adalah sistem perawatan yang
diusulkan bagi perusahaan sebaiknya menggunakan sistem perawatan preventif. Sebab dari
hasil pengolahan data jumlah selisih biaya preventif dan perawatan korektif sebesar
Rp.29.227.458,--Rp.20.589.260,- =Rp.8.638.198,- sehingga tindakan perawatan dilakukan
setiap tujuh bulan sekali. Maka untuk menerapkan sistem perawatan di sarankan agar
PT.Triloka menggunakan metode preventive maintenance.
LATAR BELAKANG MASALAH
Perusahaan PT. Triloka yang bergerak
dibidang produksi tekstil, merupakan
perusahaan yang memproduksi bahan
kain untuk pembuatan kaos. Konsumen
sebagian besar dari garmen dan tokotoko
kain. Dalam industri tekstil ada
beberapa jenis pengolahan secara
tradisional dan menggunakan mesin rajut.
Perkembangan tekstil sendiri dimulai
sejak zaman kerajaan hingga saat ini
dengan peralatan yang semakin canggih.
Mesin yang digunakan dalam industri
tekstil sendiri ada beberapa jenis seperti
mesin rajut bundar dan mesin rajut datar.
Setiap jenis mesin memiliki kemampuan
produksi yang berbeda serta harga mesin
yang relatif mahal. Dengan penggunaan
mesin-mesin canggih dalam industri
tekstil sangat berpengaruh pada hasil
produksi yang lebih besar dengan kualitas
yang lebih baik.
Perawatan terencana sendiri merupakan
upaya rutin untuk mengendalikan mesin
agar tidak terjadi kerusakan.Dalam
menjaga mesin tetap memiliki keandalan
maka perlu peranan dari semua pihak.
Metode perawatan yang dilakukan
diperusahaan masih menggunakan sistem
perawatan korektif serta belum adannya
tindakan lanjut terhadapat mesin-mesin
produksi tekstil. Sehingga perlu
penerapan perawatan mengunakan
metode perawatan preventif.
Identifikasi Masalah
Dalam upaya untuk menangulangi
kerusakan komponen-komponen mesin ataupun rusaknya mesin secara total.
Maka itu proses perawatan pencegahan
harus dilakukan secara berkala dan terusmenerus.
Perawatan pereventif menjadi
factor penting dalam menanggulangi
kerusakan komponen dan mesin.
Perumusan yang
harus di analisis disini adalah:
1.Apakah penerapan perawatan
preventif memberikan hasil yang baik
bagi pemeliharaan komponenkomponen
mesin?
2. Bagaimana penerapan perawatan
preventif yang baik bagi perusahaan
PT.Triloka?
3. Bagaimana menentukan sistem
perawatan yang baik antara korektif
dan preventif ?
4. Bagaimana menentukan waktu
perawatan preventif ?
Tujuan Penilitian
1. Untuk menganalisis sistem perawatan
yang harus dilakukan,
2. Untuk menentukan jadwal kebijkan
perawatan yang harus dilakukan,
3. Untuk mengetahui kebijkan preventif
dalam penurunan ongkos perawatan
komponen dan mesin rajut bundar
Pembatasan Masalah
Penelitian yang dilakukan hanya terbatas
pada mesin rajut bundar. Menganalisis
dampak kerusakan pada mesin rajut
bundar.
Asumsi
1. Proses perawatan yang ada dalam
perusahaan dalam keadaan normal.
2. Prosedur perawatan tidak mengalami
perubahan
3. Data biaya perawatan tidak berubah
selama penelitian berlangsung di PT.
Triloka
Kebijakan Perawatan
Jadwal Kerja
Pada tabel 6.merupakan tabel jadwal
kerja management,operator dan mekanis.
Jadwal kerja dibagi menjadi dua bagian
dari jam 07.00-19.00 dan dari jam 19.00-
07.00 seperti yang terlihat pada tabel
dibawa ini.
Tabel 6. Jadwal Kerja dan Lembur
PT.Triloka Bandung
Kegiatan Perawatan dan Pemeliharaan
mesin
Dalam pengolahan data perbandingan
minimasi ongkos antar kerusakan mesin
dilakukan dengan dua metode yang kita
hitung.
1. Metode perawatan terencana atau
preventive maintenance
Secara ekonomis dapat kita lihat bahwa
kegiatan perawatan terencana merupakan kegiatan rutin yang
dilaksanakan untuk mengantisipasi
terjadinnya kerusakan pada mesin.Ada
beberapa kegiatan perawatan preventif
yang direncanakan untuk menjaga mesinmesin
produksi tetap terawat dan
berproduksi dengan baik.
a. Perawatan Rutin
Ini merupakan angenda secara rutin
atau yang biasa dilakukan setiap hari
untuk merawat mesin serta
komponen mesin dalam
perusahaan.Seperti pelumasan,
pembersihan debu, setel mesin, setel
gramasi, pengantian oli.Perawatan
rutinan ini harus dilakukan setiap hari
oleh operator yang bertanggung
jawab saat menjalankan dan
mengoperasikan mesin.
b.Perawatan perkiraan
Perawatan ini dilakukan berdasarkan
kondisi alat saat mengalami
kerusakan.Manajemen data perkiraan
dilakukan setiap periodik atau pada
saat alat mengalami gejala kerusakan,
biasa menggunakan alat vibrasi,
deteksi suara dan lainlain.Pengambilan
data dan analisis
sendiri biasanya dilakukan oleh
bagian inspeksi peralatan
produksi.Perawatan prediksi atau
perkiraan ini merupakan upaya
penanggulangan mesin atau alat
produksi agar tidak terjadi
breakdown.
c. Semi Overhaul
Merupakan upaya pemeliharaan
pengantian komponen internal, biasa
dilakukan pengantian terhadap
komponen yang khusus agar mesin
bisa berfungsi dalam posisi semula.
d. Perawatan Tahunan
Perawatan tahunan adalah sebuah
upaya peusahaan dalam memeriksa
seluruh komponen mesin.Biasanya
dalam hitungan minggu maupun
bulanan perawatan ini dilakukan.
Perawatan ini untuk memeriksa
secara total keadaan mesin sehingga
pada proses produksi untuk jangka
waktu kedepan dapat berfungsi
dengan baik. Proses perawatan ini
bertujuan untuk mengantisipasi serta
mengurangi seminimum mugkin
breakdown saat proses produksi
berlangsung.
2. Metode Perawatan Korektif
Perawatan korektif biasannya dilakukan
saat mesin atau alat menggalami
kerusakan atau mati total.Baik terjadi
secara mendadak maupun termonitor.
Biasannya ongkos yang dikeluarkan saat
proses perawatan korektif relatif lebih
tinggi.
Data Jumlah Kerusakan Mesin
Data tabel jumlah kerusakan mesin
selama 12 periode Juni 2012- Mei 2013
Tabel 7. Kerusakan Mesin Rajut Bundar
selama 12 Periode
2.1 Biaya Komponen
Data biaya komponen dapat kita lihat
pada tabel 9 dibawa ini.Biaya komponen
perawatan preventif dalam jangka waktu
bulanan.
Table 8. Biaya Komponen Perawatan
Preventif/Bulan
Data biaya perawatan korektif dalam
jangka waktu bulanan seperti pada tabel
dibawa ini.
Tabel 9. Biaya Perawatan Korektif Mesin
Rajut Bundar
Pengolahan Data
Flowchart Pemecahan Masalah
Proses pengolahan data melewati
beberapa tahapan penting seperti pada
flowchart dibawa ini.
Grafik Kerusakan mesin rajut bundar
berdasarkan data kerusakan dari
perusahaan.
Diagram Fishbone
Fishbone diagram atau diagram tulang
ikan merupakan diagram yang
menggambarkan hubungan antara
karakteristik kualitas/akibat dengan
faktor-faktor penyebabnya sehingga
didapatkan suatu hubungan sebab
akibat untuk mencari akar dari suatu
pokok permasalahan ditinjau dari
berbagai faktor yang ada. Material,
Mesin, Metode, Manusia, Lingkungan.
1. Diagram sebab akibat kerusakan
komponen singker pada mesin rajut
bundar dapat kita lihat pada diagram
fishbone dibawa ini.
2. Diagram sebab akibat keruskan
komponen bearing pada mesin rajut
bundar dapat kita lihat pada diagram
fishbone dibawa ini.
Dari diagram fishbone diatas perlu
penangan khusus secara rutin
menggunakan perawatan preventif
dicegah sebelum terjadi kerusakan.
Bearing atau bantalan ulir ini merupakan
komponen penting dalam sebuah mesin,
apabila terjadi kerusakan maka proses
produksi tertunda.
3. Diagram sebab akibat komponen
sensor kain pada mesin rajut bundar
dapat kita lihat pada diagram
fishbone dibawa ini.
Fishbone diatas mencari akar penyebab
kenapa sensor sering mati, pengecekan
kain yang dilakukan menggunakan sensor
ini mendeteksi setiap kecacatan pada
hasil produksi. Sehingga ketika ada jarum
yang patah menyebabkan pola kain
menjadi cacat dan tidak memenuhi
standar permintaan. Sensor akan
otomatis mati ketika terjadi kecacatan
pada kain. Maka penyetelan gramasi dan
pengecekan komponen harus dilakukan
setiap memulai produksi.
4. Diagram sebab akibat komponen
sensor benang pada mesin rajut
bundar dapat kita lihat pada diagram
fishbone dibawa ini
Sensor benang bertujuan untuk
mengecek setiap benang dialirkan dengan
baik. Bila terjadi kekusutan atau putusnya
benang maka sensor akan mendeteksi.
Perlu operator yang mengontrol aliran
kain yang keluar dari rak-rak benang
dengan baik. Karna penangganan yang
salah akan menyebabkan sensor benang
mati, akibatnya terjadi kerusakan sensor.
5. Diagram sebab akibat komponen
Jarum pada mesin rajut bundar dapat
kita lihat pada diagram fishbone
dibawa ini
Jarum adalah komponen yang sanggat
penting dalam industri tekstil. Tanpa
jarum mesin tidak bisa memproduksi
kain. Bila terjadi kerusakan pada jarum
menyebabkan kerusakan pada hasil
produksi pola kain akan menggalami
kecacatan sehingga menyebabkan kerugian bagi pihak perusahaan. Karena
kebanyakan konsumen menginginkan
pelayanan terbaik baik dari segi waktu
maupun kualitas produk. Perlu
pengecekan rutin untuk setiap jarum yang
digunakan. Dengan menemukan akar
permasalahan masalah kerusakan patah
atau bengkoknya jarum dapat
dihindarkan.
Perhitungan Ongkos Perawatan Korektif
dan Preventif
Untuk menghitung ongkos perawatan
preventif, pertama-tama menghitung
probabilitas kerusakan mesin rajut
bundar selama periode waktu yang telah
ditetapkan untuk dihitung.
Pada tabel dibawah ini merupakan hasil
perhitungan probabilitas kerusakan mesin
rajut bundar
Tabel 10. . Jumlah kerusakan mesin.
Pada tabel dibawa ini untuk mencari
jumlah bulan yang diperkirakan antar
kerusakan-kerusakan pada mesin rajut
bundar. Dengan cara perhitungan sebagai
berikut:Jumlah bulan yan diperkirakan
antar kerusakan-kerusakan = ∑ (bulan
terjadinya kerusakan setelah
pemeliharaan (i) x Probabilitas
terjadinnya kerusakan (pi).
Tabel 11. Jumlah Bulan yang diperkirakan
antar kerusakan-kerusakan.
Evaluasi perbandingan besarnya biaya
dengan kebijakan perawatan terencana
dan tidak terencana
1. Kebijakan Pemeliharaan Korektif
Biaya Bulanan Total Kebijaksanaan
Pemeliharaan Tidak Terencana atau
Korektif maintenance.Menghitung biaya
yang dikeluarkan jika melaksanakan
kebijakan pemeliharaan breakdown:
2. Kebijakan Pemeliharaan terencana
(pereventive maintenance)
Menghitung biaya yang dikeluarkan jika
melaksanakan kebijakan pemeliharaan
preventif: Untuk menentukan biaya
pemeliharaan preventif meliputi
pemeliharaan setiap satu bulan, dua
bulan, tiga bulan dan seterusnya, harus
dihitung perkiraan
jumlah kerusakan mesin dalam suatu
periode.
Rumusnya adalah:
Bn = perkiraan jumlah kerusakan
mesin dalam n bulan,
N = jumlah Mesin,
Pn = Probabilitas mesin rusak dalam
periode n.
Menghitung perkiraan jumlah kerusakan
mesin dalam n bulan
1. Bila kebijakan pemeliharaan terencana
(preventive) dilakukan setiap jangka
waktu satu bulan.
B1 = NP1
= 4.526315789
2. Bila kebijakan pemeliharaan terencana
(preventive) dilakukan setiap jangka
waktu dua bulan.
B2 = N (P1+P2)+B1P1
= 8.774699908
3. Bila kebijakan pemeliharaan terencana
(preventive) dilakukan setiap jangka
waktu tiga bulan.
B3 = N (P1+P2+P3)+B2P1+B1P2
= 14.14525927
4. Bila kebijakan pemeliharaan terencana
(preventive) dilakukan setiap jangka
waktu empat bulan.
B4 = N(P1+P2+P3+P4)+B3P1+B2P2
+B1P3
= 17.06847281
5. Bila kebijakan pemeliharaan terencana
(preventive) dilakukan setiap jangka
waktu lima bulan.
B5 =N(P1+P2+P3+P4+P5)+B4P1+
B3P2+B2P3+B1P4
= 21.47084148
6. Bila kebijakan pemeliharaan terencana
(preventive) dilakukan setiap jangka
waktu enam bulan.
B6 = N
(P1+P2+P3+P4+P5+P6)+B5P1+B4P2+B3P3
+B2P4+B1P5
= 27.22306361
7. Bila kebijakan pemeliharaan terencana
(preventive) dilakukan setiap jangka
waktu tujuh bulan.
B7 = N
(P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7)+B6P1+B5P2+B
4P3+B3P4+B2P5+B1P6
= 33.78334454
8. Bila kebijakan pemeliharaan terencana
(preventive) dilakukan setiap jangka
waktu delapan bulan.
B8
=N(P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8)
+B7P1+B6P2+B5P3+
B4P4+B3P5+ B2P6+B1P7
= 40.5375122
9. Bila kebijakan pemeliharaan terencana
(preventive) dilakukan setiap jangka
waktu sembilan bulan.
B9=N(P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8+P9)
+B8P1+B7P2+
B6P3+B5P4+B4P5+
B23P6+B2P7+B1P8
= 46.38723484
10. Bila kebijakan pemeliharaan
terencana (preventive) dilakukan
setiap jangka waktu sepuluh bulan.
B10=N(P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8+P9+P10)+
B9P1+B8P2+B7P3+B6P4+B5P5+B4P6+B3P7+B
2P8+B1P9
=52.44965106
11. Bila kebijakan pemeliharaan
terencana (preventive) dilakukan
setiap jangka waktu sebelas bulan.
B11=N(P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8+P9+P10+P11)+B10P1+
B9P2+B8P3+B7P4+B6P5+B5P6+B4P7+
B3P8+B2P10+B1P10
=60.37043603
12. Bila kebijakan pemeliharaan
terencana (preventive) dilakukan
setiap jangka waktu dua belas bulan.
B12
=N(P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8+P9+P1
0+P11+P12)
= 70.48121215
Menghitung nilai keseluruhan ekspektasi
kerusakan mesin n-bulan, rata-rata
kerusakan mesin perbulan, Biaya
perawatan preventif setiap bulan, biaya
perbaikan kerusakan perbulan serta
menhitung total biaya setiap bulannya.
a = Pemeliharaan n preventif tiap n-bulan
b = Jumlah kerusakan yang diperkirakan
dalam n-bulan
c = Jumlah rata-rata kerusakan perbulan
( )
( )
( )
a
b C ..............................................(4.1)
d = Biaya kerusakan yang diperkirakan
perbulan
(d) (c) Rp.
............................(4.2)
e = Biaya pemeliharaan yang diperkirakan
perbulannya
Rp
a
e )
1
( ) (
.................(4.3)
f = Biaya sub kebijakan pemeliharaan
preventif yang diperkirakan
( f ) (d) (e)
....(4.4)
Tabel 4.12. Menghitung nilai keseluruhan
ekspektasi kerusakan mesin
12 periode Juni 2012-Mei 2013
Hasil pengolahan data sendiri
berdasarkan sumber data
dari PT.Triloka Bandung 2012-2013
Berdasarkan hasil perhitungan biaya
mesin rajut bundar didapatkan biaya sub
kebijakan preventif rajut bundar,
terendah sebesar Rp.20.589.260,-jatuh
pada bulan ke 7 (tujuh). Maka itu
disarankan agar sebaiknya pemeliharaan
menggunakan metode perawatan
preventif dan sebaiknya dilakukan dalam
jangka waktu setiap 7 (tujuh) bulan satu
kali.
Bila kita lihat biaya kerusakan komponen
mesin korektif maintenance mesin rajut
bundar sebesar Rp.29.227.458. Selisih
biaya yang ada antara preventif dan
perawatan korektif sebesar
Rp.29.227.458,--Rp.20.589.260,- =
Rp.8.638.198,-
. selisih biaya yang begitu tinggi
diharapkan dapat dikendalikan atau
diminimasi sekecil mungkin. Maka untuk
menerapkan sistem perawatan di
sarankan agar menggunakan metode
preventive maintenance.
DaftarPustaka
1. Patton, Joseph D, Preventive
Maintenance/Joseph D. Patton,
Jr.-2
nded.p cm
2. Levitt, Joel, 1952- The complete
guide to preventive and predictive
maintenance/by Joel Leviit.p.cm
first Edition.
3.Zulaihah,Lilik,oktober2009.BinaTeknika,volume5nomor2,ProgramPerencanaanKebijakanPenjadwala
n.
4. Ishikawa, Kaoru. 1992.
PengendalianMutuTerpadu.
Diterjemahkanoleh Budi Santoso.
Bandung: RemajaRosdakarya.
5. Quality Management Center
Newsletter, Edisi
16/V/Februari/2009, Jakarta:
UniversitasBina Nusantara.
6. Jay Heizerdan Barry Render,
(2001) “Operations Management”
preventive maintenance
7. M.S Sehwaratdan J.S Narang,
(2001) “Production Management”
8. Setiawan F.D, 2008).
MenurutDaryus A, (2008)
dalambukunyamanajemenpemelih
araanmesin
9. Handoko, T Hani, 1999, DasardasarmanajemenproduksidanOper
asiEdisipertama, Yogyakarta,
BPFE
10. Corder Antony (1992),
TeknikManajemenPemeliharaan,
Erlangga
11. http://wikipedia.com
12. http://repository.usu.ac.id/bitstrea
m/123456789/25932/4/Chapter%2
0II.pdf, BAB II TINJAUAN
PUSTAKA 2.1 Pemeliharaan
(Maintenance)
13. http://mesinrajut.blogspot.com/20
12/07/mesin-rajut-bundar.html
14.http://egismy.wordpress.com/2008/04/18/bagian-ii-industri-tekstildan-produk-tekstil-tpt-indonesia/
15.http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/646/jbptunikompp-gdl-brostitota-32271-11-unikom_b-l.pdf